SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KEBIDANAN

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KEBIDANAN
 (INTERNASIONAL DAN NASIONAL)

I.       AMERIKA
      Dalam bukunya Theory For Midwifery Practice, Rosamund Bryar memaparkan tentang perkembangan pelayanan kebidanan yang ada di Amerika. Bryar menyatakan bahwa 
Ø  Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka. Akhir abad ke-18 banyak kalangan medis berpendapat secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan menerapkan metode obstetric.Pendapat ini digunakan untuk menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang, tidak teroganisir dan tidak dianggap professional.

Ø  Tahun 1770-1820 Para wanita golongan atas di kota-kota besar, melahirkan ditolong olah “Bidan Pria” / dokter.Bidan hanya menangani persalinan wanita yang tidak mampu membayar dokter. Pada masa itu juga  terjadi perubahan persepsi dimana kelahiran merupakan masalah medis yang harus ditangani oleh dokter.

Ø  Sampai dengan pada awal abad 20 para bidan berperan seperti dokter berpengalaman tanpa pendidikan spesifik, standar-standar, atau peraturan-peraturan yang mengatur dalam memebriksn pelayanan kebidanan.

Ø  Tahun 1915 Dokter Joseph de Lee menyatakan : kelahiran bayi adalah patologis dan bidan tidak mempunyai peran didalamnya. Pada saat ini mulai diberlakukannya protap pertolongan persalinan yaitu :
1.      memberikan sedative pada awal inpartu
2.      membiarkan servik berdilatasi
3.      memberikan ether pada kala II
4.      melakukan episiotomi
5.      melahirkan bayi dengan forcep
6.      ekstraksi placenta
7.      memberikan uterotonika
8.      menjahit episiotomi

Ø  Tahun 1900-1930 akibat protap yang diberlakukan tersebut, AKI mengalami penurunan menjadi 600-700 kematian per 100.000 kelahiran hidup.30-50% wanita melahirkan di rumah sakit.

Ø     Dokter Grantly Dicka meluncurkan buku tentang persalinan alami sehingga spesialis obstetric berusaha meningkatkan peran tenaga diluar medis termasuk bidan.

Ø       Tahun 1955 :
      Dibuka sekolah American College of Nurse-Midwives (ACNM)

Ø       Tahun 1971 :
      Seorang bidan di Tenesse mulai menolong persalinan secara mandiri di institusi kesehatan. 

Ø      Tahun 1979 :
-         Badan pengawasan obar Amerika mengatakan bahwa ibu bersalin yang menerima anaesthesi dalam dosis tinggi telah melahirkan anak-anak yang mengalami kemunduran perkembangan psikomotor
-          Pernyataan ini membuat :
1.      Masyarakat mulai tertarik dengan proses persalinan alamiah
2.      Persalinan dilakukan di rumah
3.      Memacu peran bidan

Ø  Tahun 1980-an :
-   ACNM membuat alternative dalam pelayanan persalinan dan mengubah pernyataan negative tentang homebirth
-    Dibuat legalisasi tentang praktek professional bidan, sehingga membuat bidan menjadi profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang mengatur organisasi tersebut.

Ø  Tahun 1982 :
-     MANA (Midwive Alliance of North America) dibetuk untuk meningkatkan komunikasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi bidan.
-       Negara Arizona, bidan mempunyai tugas khusus yaitu melahirkan bayi. Untuk perawatan selanjutnya  merawat bayi dan memberikan injeksi bukan lagi tugas bidan, hanya dilakukan jika diperlukan.

Ø  Tahun 1980 :
Bidan menangani 1,1% persalinan dan tahun 1994 : 5,5%

Ø  Tahun 1988
Angka SC menurun 25% dan menjadi 21% tahun 1995

Ø  Tahun 1989
Penggunaan forcep menurun 5,5% dan menjadi 3,8% tahun 1994
-       Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh Bidan Amerika saat ini antara lain :
1.      Ada banyak undang-undang baru, direct entry midwive dianggap ilegal
2.   Lisensi praktek berbeda antar Negara, tidak ada standar praktek nasional sehingga tidak ada definisi yang jelas tentang bidan yang telah terdidik dan memiliki standar kompetensi yang sama
3.      Sedikit data tentang direct entry midwive dan persalinan oleh bidan
4.      Kritik tajam dari profesi medis kepada direct entry midwive
-       Pendidikan kebidanan biasanya berbentuk praktek lapangan
-   Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan selama 4 tahun dan praktek lapangan selama 2 tahun tapi biaya sangat mahal.
-       Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standart, menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktek.
-    Saat ini, America merupakan Negara yang menyediakan perawatan maternitas termahal di dunia, tetapi paling buruk dalam hal perawatan antenatal dibandingkan dengan Negara insdustri lainnya.

II.    AUSTRALIA

*      Abad 19 :
Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan – latihan

*      Tahun 1824 :
-       Kebidanan masih belum dikenal sebagai bagian pendidikan medis di Inggris dan Australia
-       Kebidanan masih didominasi oleh dokter

*      Tahun 1862 :
-       Pendidikan kebidanan pertama kali dimulai
-       Lulusannya dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek.

*      Tahun 1893 :
Pendidikan Diploma kebidanan dimulai

*      Sejak tahun 1899 :
-       Hanya bidan dan perawat terlatih yang boleh bekerja di RS
-       Sebagian besar wanita melahirkan tidak dirawat selayaknya oleh masyarakat. Ketidak seimbangan seksual dan moral membuat prostitusi berkembang cepat. Menyebabkan banyak wanita hamil diluar nikah dan jarang memperoleh pelayanan dari bidan dan dokter karena pengaruh sosial mereka.

*      Tahun 1913 :
30% persalinan ditolong oleh bidan

*      Tahun 1900-1940 :
-       Dokter banyak menolong persalinan namun tidak ada penurunan berarti pada AKI dan bidanlah yang disalahkan.
-       Kenyataannya wanita di kota besar yang melahirkan dengan dokter, mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang ditangani oleh bidan.
-       Kebidanan di Australia telah mengalami perkembangan yang pesat sejak 10 tahun terakhir.
-       Dasar pendidikan berubah dari tradisional hopital based programe menjadi tertiary course of studies menyesuaikan kebutuhan pelayanan dari masyarakat
-       Tapi tidak semua institusi pendidikan melaksanakan perubahan tersebut dan lebih berorientasi pada RS. Kurikulum disusun berdasarkan pengalaman dan keahlian di lapangan kebidanan.
-       Kekurangan dari pendidikan kebidanan di Australia hampir sama dengan di Indonesia karena belum ada persamaan persepsi mengenai implementasi kurikulum sehingga lulusan bidan mempunyai kompetensi klinik yang berbeda. Hal ini ditambah dengan kurangnya kebijakan formal dan tidak adanya standar nasional.

*      Tahun 1994 :
-       National Review of Nurse education mengatakan bahwa tidak ada direct entry untuk pendidikan bidan di Australia.
-       Mahasiswa kebidanan harus menjadi perawat dulu sebelum mengikuti pendidikan bidan, karena kebidanan termasuk sub spesialisasi keperawatan (maternal and child health) yang didalamnya termasuk :
1.      Pendidikan tentang keluarga berencana
2.      Kesehatan wanita
3.      Perawatan ginekologi
4.      Perawatan anak
5.      Kesehatan anak dan keluarga
6.      Kesehatan neonatus dan remaja
-       Adanya peraturan ini, mempersempit peran dan ruang kerja bidan.
-       Literatur kebidanan masih kurang
-  Kurikulum hanya sesuai untuk mahasiswa pemula atau menengah dan kadang-kadang mahasiswa yang sudah terlatih di keperawatan kebidanan diberikan porsi yang sama dengan pemula atau sebaliknya.
-   Beberapa tahun setelah Australia mengadakan pelatiha kebidanan, datang para pendidik yang membuka universitas yang memiliki cara tersendiri untuk menghasilkan tenaga yang berkualitas dan pemerintah mendukung bidan serta memperluas peran bidan

III. SELANDIA BARU

*     Tahun 1904 :
Telah ada peraturan tentang cara kerja bidan, tapi 100 tahun yll lingkup praktik bidan telah berubah

*     Awal tahun 1900 :
-       Secara perlahan bidan menjadi asisten dokter dan bekerja di RS, tetapi bidan tidak lagi memandang bahwa persalinan adalah peristiwa yang normal dan kehilangan peran dalam mendampingi persalinan
-       Bidan menjadi berpengalaman dalam memberikan intervensi asuhan maternitas yang penuh dengan medis. Hal ini berlangsung sampai tahun 1920 dengan maksud untuk mengurangi AKI dan AKB


*     Tahun 1980 :
-      Cara tersebut digunakan oleh Negara lain Australia, Inggris dan Amerika, tetapi strategi tersebut tidak  mencapai kesuksesan.
-   Di Selandia Baru, para wanita menentang model tersebut dan menginginkan model tradisional yaitu seseorang yang berpengalaman mulai dari kehamilan sampai 6 minggu persalinan tanpa intervensi medis dan memberikan dukungan bahwa persalinan adalah peristiwa yang normal.

*     Tahun 1980-an :
-       Terbentuk legalisasi tentang profesionalisme praktek bidan
-       Sebagian besar Bidan Selandia Baru mulai praktek mandiri dengan tanggung jawab penuh kepada klien dan asuhan dalam lingkup normal.

*     Saat ini :
-   86% wanita mendapat pelayanan bidan selama kehamilan sampai nifas dan perawatan selanjutnya dilakukan di rumah pasien.
-       63% wanita memilih bidan sebagai satu-satunya perawat maternitas.
-       Model kebidanan yang digunakan adalah Partnership antara bidan dan wanita.
-       Dasar model partnership adalah komunikasi dan negosiasi.

IV.       BELANDA
PERKEMBANGAN KEBIDANAN DI BELANDA
Ø  Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap kelahiran dan kematian.
Ø  Setiap wanita berhak memilih tempat melahirkan.
Ø  AKI paling tinggi dan AKP (angka kematian prenatal) relatif rendah
Ø  1 dari 3 persalinan lahir dirumah dan ditolong oleh bidan dan perawat
Ø  Kenyataannya ketiga kelahiran dianjurkan oleh ahli kebidanan untuk melahirkan di RS dengan alasan pilihan ibu atau resiko tinggi.
Ø  Tahun 1984, Prof Greerrit Van Kloosterman pada konsferensi di Toronto menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus selalu dipantau dan mereka bebas memilih tempat persalinan dimana bidan yang sama memantau kehamilannya.
Ø  Kebidanan di Belanda melihat suatu perbedaab yang nyata antara kebidanan dan keperawatan
Ø Astrid Limburg mengatakan : seorang perawat yang baik tidak akan menjadi seorang bidan yang baik karena perawat dididik untuk merawat orang yang sakit, sedangkan bidan untuk kesehatan wanita.
Ø  Maria de Broer mengatakan bahwa kebidanan tidak memiliki hubungan dengan keperawatan, kebidanan adalah profesi yang mandiri.
Ø  Pendidikan kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anaethesi dan sedatif pada pasien begitulah kita harus mengadakan pendekatan dan memberi dorongan pada ibu saat persalinan. Praktek bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri.
Ø  Pada kasus resiko rendah dokter tidak menangani, mulai dari prenatal, natal, dan postnatal.
Ø Pada kasus resiko sedang ditangani oleh bidan dan resiko tinggi dilakukan oleh dokter dan bidan saling bekerjasama.
Ø  Bidan di Belanda 75% bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah profesi yang mandiri dan aktif
Ø  Bidan menjadi role model dan harus menganggap kehamilan adalah normal.

PENDIDIKAN KEBIDANAN DI BELANDA
·   Pendidikan kebidanan terpisah dengan pendidikan keperawatan dan berkembang menjadi profesi yang berbeda.
·         Ada 3 institusi kebidanan di Belanda dan menerima 66 mahasiswa setiap tahunnya.Hampir tiap tahun 800 mahasiswa (96% wanita dan 4% pria) yang ikut tes.
·         Syaratnya : usai min 19 tahun, telah menamatkan Secondary Education dari jurusan Kimia dan Biologi.
·         Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan tidak membayar biaya pendidikan.
·         Selama pendidikan yang ditekankan adalah bahwa kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis
·         Diterapkan dengan menempatkan mahasiswa di kamar bersalin dengan wanita resiko rendah.
·         Bila ada masalah berkonsultasi dengan ahli kebidanan
·         Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan

PELAYANAN ANTENATAL
·         Bidan berhak praktik mandiri daripada perawat menurut peraturan Belanda.
·         Punya izin praktek dan menyediakan layanan kepada wanita resiko rendah
·         Dibetuk Daftar Indikasi untuk memperbaiki pelayanan kebidanan baik oleh bidan maupun ahli kebidanan. Yang berisi riwayat sebelum dan sesudah pengobatan, riwayat kebidanan. Sebagai dasar untuk menetukan tempat persalinan dan merujuk pasien dengan resiko tinggi.
·         Sasaran utama praktik bidan adalah pelayanan komunitas.
·         Tahun 1989, Pemerintah Belanda menetapkan bahwa melahirkan di rumah harus dipromosikan sebagai alternatif persalinan.
·         Di Amsterdam 43% kelahiran terjadi di rumah.
·         Di Holland, rumah adalah temapt yang aman untuk melahirkan selama semuanya normal.

PELAYANAN INTRAPARTUM
·         Pelayanan intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai 1 jam setelah lahirnya placenta dan selaput ketuban.
·         Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi tidak diijinkan menggunakan alat kedokteran.
·         Syntometrin dan Ergometrin diberikan jika ada indikasi.
·         Kebanyakan kala III dibiarkan sesuai fisiologinya.
·         Analgesik tidak digunakan dalam persalinan.

PELAYANAN POSTPARTUM
·         Pelayanan postnatal dimulai setelah 1 jam lahirnya placenta dan membrannya sampai 10 hari dan pelayanan dilanjutkan sampai 6 minggu postpartum
·         Asosiasi Nasional belanda mempersiapkan asisten bidan dalam pelayanan postnatal, juga membantu dalam persalinan, mengobservasi kesehatan ibu dan janinya, merawat bayi baru lahir. Konsultasi ke bidan jika ada masalah mendadak.
·         Asisten bekerja 5 jam perhari, mendapat pelatihan selama 3 tahun termasuk perawatan pada orang tua.
·         Bidan akan datang 3 kali kunjungan postnatal.
·         Pada kunjungan hari ke-2 ibu dan asisten akan berdiskusi dengan bidan tentang yang berhubungan dengan perawatan postpartum bagi ibu dan bayi.
·         Pada kunjungan ke-3 bidan menyediakan waktu untuk berdiskusi untuk perencanaan keluarga dan perawatn bayi
·         Didukung pelayanan yang bagus, maka peralinan di rumah begitu sukse di Belanda.

V.    INDONESIA

PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN
Perkembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan, politik/ kebijakan pemerintah dalam pelayanan dan pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan mesyarakat serta kemajuan ilmu teknologi

*      Tahun 1807 :
Diadakan pelatihan dukun dalam pertolongan persalinan, tapi tidak berlangsung lama karena tidak ada pelatih bidan

*      Tahun 1849 :
Dibuka pendidikan dokter Jawa di Batavia dan pendidikan bidan bagi wanita pribumi oleh dr W Bosch

*      Tahun 1851
Lulusan bidan bekerja di RS dan di masyarakat

*      Tahun 1952
Diadakan pelatihan bidan secara formal untuk meningkatkan kualitas pertolongan persalinan dan kursus untuk dukun masih berlangsung hingga sekarang dan yang memberikan kursus adalah bidan.

*      Tahun 1953 :
Diadakan kursus tambahan bidan di Yogyakarta diiringi dengan didirikannya BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan keadaan masyarakat yaitu ANC, PNC, pemeriksaan bayi, pertolongan persalinan di rumah dan kunjungan rumah sebagai tindak lanjut pasca persalinan.

*      Tahun 1957 :
BKIA berubah menjadi Puskesmas dengan pelayanan yang lebih terintegrasi, dimana bidan berfungsi
1.      memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB
2.      memberikan pelayanan di luar gedung puskesmas yaitu di rumah keluarga dan di posyandu : pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan

*      Tahun 1990 :
Pelayanan kebidanan diberikan secara merata sesuai dengan kebutuhan di masyarakat

*      Tahun 1992 :
Melalui Instruksi Presiden pada sidang kabinet tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa.

*      Tahun 1994 :
-       Bertitik tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo, menekankan pada reproduktif health dan memperluas area garapan pelayanan bidan :
1.      Safe motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus
2.      Familly planning
3.      PMS termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4.      Kesehatan reproduksi remaja
5.      Kesehatan reproduksi pada orang tua
-       Kewenangan bidan diatur melalui Peraturan Menteri yang selalu berubah-ubah, dimulai dari :
1.      Permenkes no 5380/IX/1980 terbatas pada pertolongan persalinan secara mandiri
2.      Permenkes no 363/IX/1980 diubah menjadi no 623/1989 wewenang bidan dibagi dua yaitu umum dan khusus.
3.      Permenkes no 572/VI/1996, mengatur tentang registrasi praktek bidan, dalam wewenang mencakup
a.       Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak
b.      Pelayanan Keluarga Berencana
c.       Pelayanan kesehatan masyarakat.
4.      Kepmenkes no 900/ Menkes/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI INDONESIA
*      Tahun 1851 :
Perkembangan pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda yang dibuka oleh dr. W Bosch tapi tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta didik dan adanya larangan bagi wanita untuk keluar rumah.

*      Tahun 1902 :
Dibuka kembali di RS Militer di Batavia

*      Tahun 1904 :
Dibuka pendidikan bidan bagi wanita Indo di Makasar dan lulusan tersebut harus bersedia ditempatkan dimana saja dan harus mau menolong masyarakat yang tidak mampu secara cuma-cuma.

*      Tahun 1911/1912 :
      Dimulai pendidikan tenaga keperawatan di RSUP Semarang dan Batavia, yang diterima lulusan HIS (SD 7 tahun), masa pendidikan 4 tahun dan awalnya diterima adalah pria.

*      Tahun 1914 :
Mulai diterima peserta didik wanita dan dapat melanjutkan kependidikan kebidanan selama 2 tahun.

*      Tahun 1935-1938 :
-       Pemerintah Belanda mulai mendidik bidan lulusan MULO (SLTP bagian B) dan bersamaan dibukanya sekolah bidan di kota-kota besar yaitu Jakarta, RSB Budi Kemuliaan, RSB Palang Dua, RSB Mardi Waluyo di Semarang
-       Mulai diberlakukan peraturan yang membedakan lulusan bidan berdasarkan latar belakang pendidikan dan membedakan gaji pokok dan tunjangan bagi bidan. Antara lain :
1.      Dengan latar belakang MULO dan pendidikan selama 3 tahun disebut bidan kelas I
2.      Dari lulusan perawat disebut bidan kelas II

*      Tahun 1950-1953 :
-       Dibuka sekolah bidan lulusan SMP dengan batas usia maksimal 17 tahun dan lama pendidikan 3 tahun
-       Dibuka juga sekolah penjenag Kesehatan I (pembantu bidan) untuk meningkatkan kebutuhan tenaga bidan, tapi tahun 1945 pendidikan ini ditutup.

*      Tahun 1953 :
Dibuka Kursus Tambahan Bidan (KTB) di Yogyakarta lamanya 7-12 minggu.

*      Tahun 1954 :
Dibuka pendidikan guru bidan bersama-sama dengan guru perawat dan perawat kesehatan masyarakat di bandung. Awalnya berlangsung 1 tahun, kemudian menjadi 2 tahun dan terakhir menjadi 3 tahun.

*      Tahun 1960 :
KTB dipindahkan ke Jakarta yang bertujuan memperkenalkan pada lulsan bidan mengenai perkembangan program KIA dan pelayanan kesehatan masyarakat. Sebelum memulai tugasnya, KTB ini ditutup.

*      Tahun 1972 :
Pendidikan guru bidan dan perawat dilebur menjadi sekolah guru perawat dari lulusan sekolah perawat dan sekolah bidan.

*      Tahun 1970 :
Dibuka PPB dari lulusan SPR ditambah 2 tahun pendidikan disebut sekolah pendidikan lanjutan jurusan kebidanan

*      Tahun 1974 :
Depkes melakukan penyederhanaan, sekolah bidan ditutp dan dibuka SPK.

*      Tahun 1975-1984 :
Pendidikan bidan ditutup dan IBI tetap ada dan hidup secara wajar

*      Tahun 1981 :
Dibuka pendidikan D I Kesehatan Ibu dana anak, berlangsung 1 tahun.

*      Tahun 1985
Dibuka lagi PPB dari SPK dan SPR, lama pendidikan 1 tahun dan lulusannya dikembalikan ke institusi yang mengirim.

*      Tahun 1989 :
Dibuka secara nasional yang memperbolehkan lulusan SPK langsung masuk pendidikan bidan (PPB A) lama pendidikan 1 tahun dan langsung di tempatkan kedaerah pedesaan sebagai pegawai negeri sipil

*      Tahun 1994 :
Status bidan di desa menjadi PTT dengan kontrak 3 tahun yang dapat diperpanjang 2 x 3 tahun lagi.
IBI bekerjasama dengan depkes dan ACNM dan RS swasta mengadakan training of trainer kepada IBI sebanyak 8 orang untuk LSS dan menjadi pelatih LSS (Live Save Skills) di PP IBI

*      Tahun 1993 :
Dibuka PPB B dari lulusan Akper dengan lama pendidikan 1 tahun untuk mempersiapkan tenaga pengajar bagi PPB A. Pendidikan ini hanya berlangsung 2 angkatan.
Juga dibuka PPB C dari lulusan SMP di 11 propinsi dan diselesaikan dalam 6 semester.

*      Tahun 1994-1995 :
Pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan Bidan Jarak Jauh (Distance Learning) di 3 propinsi yang diatur dalam SK Menkes no.1247/Menkes/SK/XII/1994.

*      Tahun 1995-1998 :
IBI bekerjasama dengan Mother Care melakukan pelatihan dan Peer Review bagi bidan RS, bidan puskesmas dan desa di kalimantan selatan

*      Tahun 2000
Tim pelatih APN yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Health, tidak hanya untuk pelatihan juga guru, dosen-dosen dari akademi Kebidanan.

*      Tahun 1996 :
Mulai dibuka Pendidikan Akademi Kebidanan 5 propinsi, dan sekarang sudah menyebar hampir di semua propinsi dan kabupaten baik negeri maupun swasta.

*      Tahun 2000 :
            Dibuka pendidikan D IV Kebidanan di UGM dan tahun 2002 di UNPAD, tahun 2005 di                       Poltekkes Padang dan Poltekkes Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar